Trending Topix

Berita Update | Berita Terbaru | Berita Trending | Berita Viral

BERITA - BERITA TERBARU DAN TER-UPDATE

Sabtu, 18 November 2017

Menlu Gebran Bassil: Israel Akan Kalah Berperang dengan Lebanon

Menteri Luar Negeri (Menlu) Lebanon, Gebran Bassil, yakin negaranya mampu menangkal setiap ancaman yang datang, baik dari dalam maupun luar. Namun, menurutnya, Lebanon hanya menginginkan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Bassil mengingatkan bahwa setiap negara yang berpotensi menyerang Lebanon akan menerima akibatnya. Israel dan Amerika Serikat (AS) disebut-sebut ingin memanfaatkan situasi di Lebanon yang sedang diguncang ketidakstabilan politik. Namun, Bassil segera mengeluarkan ancaman.

( BACA JUGA : 23 Orang Tewas dan 60 Lainnya Terluka dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Irak )
“Kita tidak boleh terpancing oleh Israel hingga terjadi perang karena mereka akan kalah. Kita harus menahan Israel untuk tidak memulai peperangan karena Lebanon tentu saja akan menang,” ujar Menteri Luar Negeri Gebran Bassil dalam wawancara eksklusif, mengutip dari Russia Today, Sabtu (18/11/2017).
Ia menambahkan, setiap negara boleh mengambil tindakan terhadap Hizbullah sebagaimana yang dilakukan AS. Akan tetapi, sebagaimana disampaikan pemimpin Hizbullah bahwa konflik hanya terjadi antara kelompok tersebut dengan AS dan tidak boleh menyeret Lebanon dalam pusaran tersebut.
“Kami tidak ingin Lebanon menderita kata pemimpin Hizbullah. Saya pikir jika mereka menargetkan kami, mereka akan menghukum semua orang Lebanon, dan mereka yang berani melakukan hal ini juga akan menghadapi konsekuensi. Ada konsekuensi untuk semua kawasan, termasuk Eropa,” tandas Bassil.

( BACA JUGA : Menlu Gebran Bassil: Israel Akan Kalah Berperang dengan Lebanon )
Wawancara tersebut dilakukan Gebran Bassil dalam kunjungannya ke Moskow, Rusia. Ia menduga saat ini sedang ada kampanye anti-Lebanon yang dilancarkan di Timur Tengah. Negara-negara itu disebutnya ingin menggulingkan pemerintahan yang sah dan terpilih secara demokratis.
“Apa yang sedang dunia saksikan saat ini di kawasan adalah percobaan lain untuk menciptakan titik panas dari kekacauan dan ketidakstabilan yang akhirnya memicu terorisme. Bahkan jika Lebanon hampir pasti menang, kami tidak ingin perang,” tutup Gebran Bassil.
Sebagaimana diberitakan, Lebanon tengah dilanda ketidakstabilan politik mengingat Perdana Menteri (PM) Saad al Hariri mengundurkan diri secara mendadak pada 4 November lalu. Pengunduran diri dilakukan di tengah kunjungannya ke Arab Saudi.
Iran, sebagai sekutu Hizbullah, memandang Arab Saudi sengaja menahan Hariri. Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, khawatir bahwa perseteruan antara Arab Saudi dengan Iran lewat Hizbullah akan menjadi medan perang proxy atau proxy war baru di Timur-Tengah seperti halnya Suriah dan Yaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar