PDIP diprediksi tetap mengusung petahana Ganjar Pranowo untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah 2018. Sementara untuk mengantisipasi hal-hal terburuk ke depannya, bakal disiapkan sosok kuat pendamping yang juga berasal dari internal partai.
Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu pun tidak akan kesulitan mencari sosok calon wakil gubernur berkat banyaknya kader potensial. Apalagi, Jateng juga menjadi basis massa PDIP sehingga pemilih akan tetap loyal terhadap keputusan partai.
( BACA JUGA : Demi DPR dan Golkar, Setya Novanto Disebut-sebut Segera Mundur dari Jabatannya )
( BACA JUGA : Demi DPR dan Golkar, Setya Novanto Disebut-sebut Segera Mundur dari Jabatannya )
"Di Jateng banyak ya, suplainya luar biasa. Ada Bupati Kudus (Musthofa), dijadikan wakilnya Ganjar juga tidak apa-apa. Kemudian Wali Kota Semarang (Hendrar Prihadi), saya kira cukup bagus untuk dijadikan wagub. Antara Kudus dan Semarang, saya kira menjadi figur yang kuat sebagai wagub," kata pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono, Sabtu (18/11/2017).
Ia menambahkan, Musthofa maupun Hendrar Prihadi masih cukup muda sehingga dinilai cocok sebagai pendamping Ganjar untuk memimpin Jateng periode 2018–2023. Keduanya juga dianggap berhasil memimpin daerah masing-masing.
"Musthofa juga masih muda, sudah dua periode (Bupati Kudus), sudah selesai di Kudus, bisa ke wakil gubernur. Hitung-hitungan saya antara Kudus, Kota Semarang, sementara wilayah Solo, ada Boyolali, Sukoharjo juga bagus. Tapi menurut saya, Kudus dan Semarang lebih punya peluang besar," jelasnya.
( BACA JUGA : Kepala Militer Israel Klaim Ingin Kerjasama dengan Arab Saudi untuk Melawan Iran )
( BACA JUGA : Kepala Militer Israel Klaim Ingin Kerjasama dengan Arab Saudi untuk Melawan Iran )
Teguh menambahkan, dalam perhitungan politik, Ganjar Pranowo memiliki peluang besar untuk kembali dicalonkan ketimbang kader lain. Ia dianggap memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas tinggi sehingga PDIP tidak terlalu berat untuk mengenalkan calonnya kepada masyarakat.
"Kalau Pak Heru (Wagub Jateng Heru Sudjatmoko) jadi gubernur, enggaklah. Kan daftarnya juga sebagai wakil gubernur. Saya kira kalau Pak Heru dipasang di gubernur, saya kira kurang dinamis. Beliau terlalu senior, terlalu sabar, kurang progresif, cocoknya ya wakil. Wakil ya antara Heru, Musthofa, dan Hendi (Hendrar Prihadi)," lugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar