Era perkembangan teknologi internet dan media sosial bisa menjadi ancaman di tengah kemajemukan negara Indonesia. Sedikit saja memberikan informasi yang salah bisa menimbulkan potensi konflik.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta kepada para mahasiswa untuk bisa bersikap bijak dalam menggunakan internet dan media sosial.
"Pertama, saya minta jangan menyebarkan berita yang menimbulkan kemarahan. Kedua double check, pastikan dari sumber yang jelas. Cek di link lainnya misalkan. Karena banyak ujaran kebencian dan proxy war disebarkan melalui medsos," jelas Gatot saat memberi materi kuliah tamu di UIN Maliki Malang, baru-baru ini.
( BACA JUGA : Politikus PKB Minta DPR Tak Boleh Tersandera Surat Setya Novanto )
( BACA JUGA : Politikus PKB Minta DPR Tak Boleh Tersandera Surat Setya Novanto )
Ia juga meminta kalangan akademisi menciptakan ketenangan dan kenyamanan di masyarakat. Disamping juga menjaga stabilitas politik dan keamanan.
"Kalau ada berita yang mengandung ujaran kebencian ya jangan disebarkan. Cukup dibaca hapus saja linknya," tegas.
Menurutnya, dengan posisi Indonesia yang beragam suku, agama, budaya berbeda serta akan memasuki bonus demografi tiga tahun lagi, tak perlu untuk saling menjelekkan, mengirimkan berita hoax yang bisa memecah belah dan jadi petaka demografi.
( BACA JUGA : Kasus Wali Kota Tegal, KPK Perpanjang Masa Penahanan Eks Politikus NasDem )
( BACA JUGA : Kasus Wali Kota Tegal, KPK Perpanjang Masa Penahanan Eks Politikus NasDem )
"Mari kita membangun media sosial untuk menjadikan karakter manusia inspiratif, berpikiran positif, membangun bangsa, dan menguatkan persatuan," tuturnya.
Pihaknya juga mengajak mahasiswa untuk rajin belajar, berjuang, berinovasi, dan bekerja untuk Indonesia lebih baik ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar