
"Dicerna dulu kalau ada yang negatif atau yang provokatif, enggaknyaman, kemudian klarifikasi lihat sumber lain. Lalu berpikir secara rasional," katanya saat ditemui di Kota Bogor, Selasa (28/11/2017).
Menurutnya, saat ini masyarakat dapat bebas mengakses atau membuat konten di media sosial. Terlebih, hal tersebut didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi di era iklim demokrasi.
( BACA JUGA : Ditanya Habib Rizieq akan Pulang, Polri: Serius, Kapan? )
"Sekarang iklim demokrasi kebebasan berbicara, berpendapat, dan lain-lain. Perkembangan informasi dan teknologi sangat luar biasa. Media sebagai pilar keempat demokrasi termasuk media sosial," jelasnya.
Meski demikian, kebebasan berbicara atau berpendapat harus tetap pada koridornya, yaitu informasi yang didapat harus dikonfirmasi terlebih dahulu kebenarannya sebelum disebarluaskan.
"Bukan berarti bisa bebas-sebebasnya menyampaikan informasi, memprovokasi atau kata-kata bohong. Berita bohong hoax yang dapat membelah pecah bangsa itu tidak boleh terjadi karena bangsa kita ini sangat beragam," jelasnya.
Untuk itu, Tito mengimbau masyarakat lebih selektif dalam menyampaikan atau mendapat informasi baik melalui media konvensional maupun media sosial untuk menghindari adanya tindak provokasi yang bisa memecah belah bangsa.
"Jangan mudah mencerna info yang masuk dari media sosial. Masyarakat juga jangan mudah menyebarkan info yang tidak benar. Jangan sampai orang buta membimbing orang buta," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar